Kamis, 11 Agustus 2011

SENYAWA YANG BEKERJA PADA SALURAN RESPIRASI

oleh : dinna  

dosen DIII Farmasi STIKES Muhamadiyah Ciamis jawa barat

GOL. BRONKHOSPASMOLITIKA




Xantin



B2-simpatomimetika



Parasimpatolitika



GOL. EKSPEKTORANSIA



Bromheksin



Asetilsistein




Guaifenisin





Karbosistein


GOL. ANTITUSIVA
Noskapin
Isoaminil
Klobutinol

SENYAWA UNTUK PENANGANAN BRONKHITIS DAN ASMA BRONKHIAL

1. ANTITUSIVA
2. EKSPEKTORANSIA
3. BRONKHOSPASMOLITIKA

OVER VIEW
Bronkhitis kronis dan asma bronkhial adalah penyakit saluran pernapasan, yang disertai oleh penyempitan jalan napas (obstruksi).
Obstruksi dapat disebabkan oleh
1. pembengkakan karena radang mukosa bronkhus,
2. Penyumbatan lendir pembentukan sekret meningkat dan perubahan komposisinya
3. Bronkhokontriksi (bronkhospasme)

Manifestasi :1. Kekurangan nafas
2. Refleks batuk

Jika pada bronkhitis kronis :Produksi lendir berlebihan
Batuk kronis
Jika pada asma bronkhial :Penyakit saluran nafas dengan serangan akut dengan karakteristik ; penyempitan bronkhus dan intensitas kekurangan nafas yang tinggi.

Faktor2 yang menimbulkan bronkhitis kronis :1. Infeksi virus
2. Rangsangan kimiawi (polusi udara, asap rokok)
3. Infeksi bakteri.

Bronkhitis akut penyebabnya adalah :1. Virus
2. Komponen penyakit pilek

ANTITUSIVAAntitusiva adalah penghambat refleks batuk.
Anggota terpenting adalah turunan morfin dan analgetika kuat lainnya.
Yang terpenting adalah kodein
Antitusiva lain deretan morfin atau dihidromorfin ialah etilmorfin, dihidrokodein, hidroodon dan tebakon.
Kerja antitusif diperlihatkan juga oleh noskapin (narkotin alkaloid opium).
Dekstrometorfan yang termasuk golongan senyawa morfinan
Normetadon termasuk golongan metadon.

FARMAKOLOGIFaktor2 yang menimbulkan batuk, mengakibatkan stimulasi reseptor batuk, yang terletak didaerah perifer (dalam saluran nafas).
Melalui alur sarafi, rangsang diteruskan selanjutnya ke pusat batuk di medula oblongata, sehingga terjadi batuk.

Sehingga batuk dapat dihambat melalui mekanisme perifer dan sentral.

Antitusiv turunan analgetika kuat bekerja dengan mekanisme pada sentral pada pusat batuk.
Proses batuk sebagai refleks pelindung.
Penghambatan oleh antitusiv merupakan masalah pada sekresi bronkhus yang banyak dan disertai dengan batuk. Sehingga di indikasikan untuk batuk kering, kecuali isoamil.
Senyawa golongan ini tidak menyebabkan kecanduan.

EKSPEKTORANAdalah senyawa yang memudahkan transport keluar lendir bronkhus.
Senyawa nya adalah :
A. Kalium iodida
B. Ammonium klorida
C. Simplisia tanaman atau kandungannya.
D. Prinsip aktif yang dipertimbangkan ialah minyak atsiri dan saponin.
E. Turunan guaiakol seperti guaifenesin atau gluaiakolgriseroleter yang bekerja sekalgus merelaksasi otot, juga digunakan sebagai ekspektora.
F. Turunan sistein yaitu asetilsistein, N-asetil-L-sistein dan karbosistein, bromheksin merupakan senyawa sintetik
G. Dari bromheksin diturunkan metabolit aktif ambroksol

FARMAKOLOGI EKSPEKTORANEkspektoransia yang bekerja sekretolitik merangsang mukosa lambung, sehingga sekresi bronkhus ditingkatkan, melalui stimulasi vagus.
Hal ini mengakibatkan pembentukan sekret yang encer dan denga demikian mudah dabatukan keluar :
A. Kalium iodida tergolong sekretolitik yang paling kuat, penggunaan luas.
B. Asetilsistein, karbosistein dan bromheksin mengurangi viskositas sekret bronkhus, asetilsistein bekerja berdasarkan reaksi kimia langsung dengan glikoprotein yang terdapat di dalam lendir.
Asetilsistein berdasarkan gugus merkapto nya yang bebas dapat memecahkan jembatan disulfida glikoprotein. Reaksi yang terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut (R-SH = asetilsistein)

SINTESAUntuk pembuatan asetilsistein dimulai dari sistin yang diperoleh dari keratin. Setelah asetilasi dengan asetan hidrida dengan NaOH, senyawa N,N”-diasetilsistin yang terbentuk direduksi dengan seng dalam larutan asam.

BRONKHOSPASMOLITIKASenyawa dari berbagai golongan kerja farmakologik digunakan sebagai bronkhospasmolitik :
1. Parasimpatolitika
2. Β2-simpatomimetika tidak langsung
3. Turunan xantin

Yang terpenting dari golongan parasimpatolitika ialah ipratopiumbromida, suatu turunan 2 propil kuarterner dari atropin, yang digunakan lokal sebagai inhalan (obat hirup)

Β2-simpatomometika terbutalin, fenoterol dan salbutamol.
Efedrin simpatomimetika tidak langsung juga bekerja bronkhospasmolitik.

Turunan Xantin adalah aminofilin (garam teopilin dengan etilendiamine perbandingan 2;1)

FARMAKOLOGIBronkhospasmolitika mengurangi tonus otot bronkhus yang meninggi dan karena itu merupakan indikasi untuk bronkhitis kronis dan asma bronkhial.
Untuk terapi asma bronkhial yang berlatar belakang alergi dan inflamasi terapinya ; glukokortikoid, antihistamin H1 dan asam kromoglisinat.

KERJA BIOKIMIAWIBronkhomotorik dipersarafi oleh parasimpatikus dan simpatikus.
Atropin dan ipratopiumbromida menghambat penyempitan bronkhus.
Sebaliknya β-simpatomimetika menstimulasi dilatasi bronkhus diperantarai oleh c-AMP.
Xantin menaikan konsentrasi c-AMP.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Facebook Digg Favorites